Rabu, 03 Juni 2015

Fenomena Cinta - Cintaan alias Pacaran

nama : Arrika Febby Suci D.S
nim   : 14080314017

Tema : Disaat ketidakbenaran menjadi kebenaran seringkali kebenaran menjadi rumit



Pada hakikatnya Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. Telah tertulis di Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]
Dan manusia dapat memperhatikan serta menyadari hubungan berpasangan ini. Di mana lelaki pasanganya wanita, langit pasangannya bumi, matahari pasangannya bulan, siang pasangannya malam, garpu berpasangan dengan sendok dan masih banyak pasangan-pasangan yang lainnya.
Di dalam Islam, kita juga turut diajarkan tentang dosa yang berpasangan dengan neraka. Dimana orang yang pada masa hidupnya senang berbuat dosa maka, kelak ia akan dimasukkan ke dalam neraka. Begitu juga dengan pahala yang berpasangan dengan surga. Siapa yang suka berbuat kebaikan dan mengumpulkan pahala dengan banyak maka ia akan masuk ke dalam surga.

Allah memang menciptakan bentuk manusia dengan jenis laki-laki dan perempuan beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ketika tiap individu tersebut saling menyimpan rasa kagum , suka, dan tertarik dengan lawan jenisnya , bukankah itu sudah menjadi bagian dari hukum alamiah di kehidupan ini? Namun saat rasa saling tertarik tersebut telah diungkapkan , lalu di saat itu juga dijalin sebuah hubungan cinta baru atau yang disebut dengan “pacaran” , apakah itu diperbolehkan??

Pacaran yang dikenal secara umum adalah suatu jalinan hubungan cinta kasih antara dua orang yang berbeda jenis yang bukan mahrom dengan anggapan sebagai persiapan untuk saling mengenal sebelum akhirnya menikah. Ya.. mungkin seperti ini definisi pacaran yang banyak tersebar dikalangan muda-mudi. Maka atas dasar inilah kebanyakan orang menganggap bahwa hal ini adalah suatu yang boleh-boleh saja, wajar-wajar saja, bahkan lebih parahnya lagi dianggap aneh kalau menikah tanpa pacaran terlebih dahulu.

Di indonesia pacaran juga sudah membudaya dehh rasanya. Jika pada zaman dulu pacaran hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa, namun di zaman yang semakin modern ini sudah banyak anak dibawah umur yang membicarakan tentang cinta-cintaan. Contohnya saja anak di bangku Sekolah Dasar yang sok-sok’an ngecomblangin temenya sendiri , dengan celotehan polosnya “ciyeee..ciyeee si ini pacaran ya sama si itu :p ”. bahkan ada yang terang-terangan mengakui dan menceritakan pada temannya kalo dia udah punya pacar, dan pacarnya lebih dari satu. Bukan hanya anak SD, anak TK pun juga ada loh yang kayak gitu. Kwkwkkkk sungguh lucu namun juga miris bukan? Karena anak seusia mereka kenapa sudah mengenal yang namanya cinta dan pacaran-pacaran ya. Hmm.. gimana mereka nggak ngerti cobak , kalau ternyata lingkungan di sekitar mereka aja banyak yang ngajarin kayak gitu. Seperti orang tua yang membiarkan anaknya melihat sinetron yang mengandung unsur cinta . Namanya saja masih anak-anak kemungkinan apa yang mereka tonton dan apa yang mereka dengar pasti akan ditirukan. Harusnya tu orang tua ngelarang anaknya yang masih dibawah umur biar gak ngeliat sinetron tentang cinta-cintaan. Kalau perlu ya disetelin aja film kartun , atau film-film lainnya yang masih seumuran dengan anak mereka. Bukan hanya sinetron , lagu-lagu di era sekarang juga udah minim banget dehh sama lagu tentang anak-anak. Masak yang di puterin tiap hari di tv, radio dan lainnya juga lagunya orang dewasa yang mengandung unsur cinta sih. Sampek-sampek lagu yang dinyanyiin dan dihafalin sama anak kecil juga lagu cinta. Seperti di kampung saya, ada anak SD (cowok) naksir sama tetangga (cewek) saya ia menyanyikan lagu “ Pacarku memang dekat lima langkah dari rumah.. tak perlu kirim surat sms juga nggak usah ” . Ngakak deh pokoknya denger anak kecil udah lihai banget nyanyiin lagu pacar-pacaran :D

Hmm.. di Indonesia pacaran bukan hanya membudaya, bahkan sudah seperti jamur dimusim hujan , menjadi sebuah ajang idola bagi remaja dan dibuat sebagai ajang gaya-gayaan doang . apalagi jika memilikki seorang pacar yang rupawan, keren , dan kaya raya. Terkadang ada muda-mudi yang sangat lebay , mentang-mentang punya pacar tiap hari selfie mulu, narsis terus, upload foto sampai nyepam di beranda sosmed orang. Nanti giliraan udah putus , nangis-nangis deh gegana nggak karuan , dan bingung ngecrop ataupun nge hapus foto mantan :D . Ntar giliran udah jomblo pada kebingungan kayak orang kebakaran jenggot cari pacar baru. Karena siapapun yang nggak punya pasangan, pasti bakal dijadiin bahan ejek-ejekan sama temennya. Populernya sih sering disebut “JONES” alias Jomblo Ngenes. Haha.. .. Padahal yang nggak pernah punya pacar bukan berarti loh mereka nggak laku. Terkadang single memang sudah diprinsipkan dalam diri setiap orang. Salah satu alasannya adalah demi masa depan yang baik, serta kesadaran dari individu itu sendiri bahwa pacaran memang dilarang dalam agama . Mengapa bisa demikian???
 
Cinta memang sebuah anugerah, cinta hadir untuk memaniskan  hidup di dunia apalagi rasa cinta kepada lawan jenis, sang pujaan hati atau sang kekeasih hati menjadikan cinta itu begitu terasa manis bahkan kalo orang bilang “bila orang udah cinta maka empedu pun terasa seperti gula”. Begitulah cinta, sungguh hal yang telah banyak menjerumuskan kaum muslimin ke dalam jurang kenistaan manakala tidak berada dalam jalur rel yang benar. Mereka sudah tidak tahu lagi mana cinta yang dibolehkan dan mana yang dilarang. Karena cinta dapat membutakan siapa saja yang menjalaninya.
Kehidupan seorang muslim atau muslimah tanpa pacaran adalah hambar, seperti sepatah syair lagu “ Hidup tanpa Cinta bagai Taman tak Berbunga” begitulah kata mereka. Kalau dikatakan “ kamu nggak usah pacaran! ” maka serentak ia akan mengatakan “ Lha kalau nggak dari proses pacaran, gimana kita bisa mengenal calon pendamping kita, bagaimana kita mengetahui karakter baik dan buruknya? ” Lalu kalau dikatakan “pacaran itu haram” , maka akan dijawab, “ pacaran yang gimana dulu yang bisa dikatakan haram! ”.                             Ya, beginilah keadaan kaum muda sekarang . Racun membela hawa nafsu sudah menjadi sebuah hakim  akan hukum halal ataupun haram, serta boleh dan tidak. Tragis memang kondisi kita ini, terutama yang muslimah. Mereka para muslimah kebanyakan berlomba-lomba untuk mendapatkan sang pacar atau sang kekasih, dengan sebab takut tidak mendapatkan jodoh, karena perbandingan laki-laki dan peempuan adalah 1 : 5. Tapi apakah jalan pacaran sebagai penyelesaian ? Jawabnya adalah Tidak. Bagaimana bisa ???

Dikalangan tertentu pacaran tidak dikenal, mereka sebenarnya tahu tetapi cenderung menghindari karena menganggap gaya itu tidak lagi mutlak dilakukan pada masa pranikah. Selain dinilai tidak sesuai dengan norma agama , ini terbukti dari pengalaman sepanjang sejarah keberadaan manusia bahwa pacaran cenderung kelewat batas bahkan tidak sedikit yang melakukan amoral sehingga merupakan suatu kesia-siaan saja jika berjalan bersama orang yang belum tentu 100 % menjadi pasangannya.
Kalau dilihat dari hukum Islam, pacaran yang dilakukan oleh anak-anak sekarang adalah haram. Pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah. Pacaran adalah suatu yang sudah jelas keharamannya dalam islam, dalil tentang hal ini banyak sekali diantaranya adalah firman Allah:
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al Isra’ [17] : 32).
Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan dimana zina adalah termasuk dosa besar, dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayatnya berbunyi sebagaimana yang dikutip di awal tulisan ini. Ayat tersebut tidak mengatakan jangan berzina, tetapi jangan mendekati zina, mengapa demikian ? Karena biasanya orang yang berzina itu tidak langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti : saling memandang, berkenalan, bercumbu kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu.

Kemudian Beliau –rahimahullah- menambahkan sebuah kaidah yang penting dalam hal ini , “Barangsiapa yang mendekati suatu perbuatan yang terlarang maka dikhawatirkan dia terjatuh pada suatu yang dilarang”.
Berikut ini adalah pencegahan agar kita tidak terjerumus ke dalam perzinahan :
  1. Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahram untuk berdua-duaan. Nabi Saw bersabda : “Apabila laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duaan, maka yang ketiga adalah setan.” Dan setan akan menggoda manusia untuk berbuat dosa.
  2. Harus menjaga mata atau pandangan, sebab mata itu kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman : “Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan mereka (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka (An-Nur : 30-31).
  3. Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat mereka, dan dilarang mereka untuk memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadits dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, memakai minyak wangi baunya semerbak, memakai make up dan sebagainya, setiap langkahnya dikutuk oleh para malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apalagi masuk surga).
  4. Dengan ancaman bagi yang berpacaran atau berbuat zina. Misalnya Nabi bersabda : lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). Dalam hadits yang lain : “Barangsiapa yang minum (minuman keras) atau berzina, maka Allah akan melepas imannya dalam hatinya, seperti seseorang melepaskan peci dari kepalanya (artinya kalau yang sedang berzina itu meninggal ketika berzina, ia tidak sempat bertobat lagi, maka dia meninggal sebagai orang kafir yang akan kekal di neraka).
Namun ada beberapa pendapat yang menngatakan bahwa Pacaran dalam hukum islam sebenarnya syah-syah saja, asal ada batasannya.
Batasan dalam berpacaran menurut hukum islam diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kita kepada perbuatan zina, Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.

2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya karena sudah ada hukum islam nya.

3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, karena mengakibatkan munculnya hawa nafsu.

4. Harus menjaga mata atau pandangan kita ke pandangan yang mengarah pada timbulnya hawa nafsu. Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina.

5. Menutup aurat Sangat diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya.
Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh. Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan, berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. setelah itu terserah anda bagaimana menyikapivnya. Jika anda sudah tahu akibat dari perbuatan, anda harus berfikir dewasa dalam menyikapinya.

Sebenarnya ada solusi agar kita bisa mengenal calon pendamping kita lebih dalam tanpa pacaran. Yakni dengan cara ta’aruf. Karena ta’aruf jelas sekali tujuannya , yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan. Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak pria dan wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi,taaruf bukanlah bermesraan berdua,tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang brdua. ta'aruf adalah proses saling kenal mengenal pra nikah dengan dilandasi ketentuan syar'i, karena di dalam islam pun tidak ada yang nama nya pacaran, dan cinta sejati itu hanyalah milik Allah. Jadi, lebih baik ber Ta'aruf dibandingkan berpacaran :)

Referensi :
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Taaruf. http://id.wikipedia.org/wiki/Taaruf. diakses 14 Maret 2014 (21.00)


Anonym. 2014. Pacaran yang baik menurut Agama Islam. http://duniajilbabindonesia.blogspot.com/2014/11/pacaran-yang-baik-menurut-agama-islam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar