Jumat, 25 September 2015

Profil Orang-Orang Sukses


A. Profil Orang Sukses karena bekerja

Hani Fitriani, Mantan SPG Yang Sukses Jadi General Manager

      Pekerjaan apa pun, jika dijalani serius dan profesional, tentu akan menuai hasil yang memuaskan. Jabatan pun akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya kemampuan dan pengalaman yang diperoleh.
Itulah yang dialami Hani Fitriani, gadis muda kelahiran Bandung yang sekarang baru berusia 26 tahun sudah memegang dua jabatan tinggi dalam dua perusahaan. Perempuan yang selalu berpenampilan menarik ini mendapat kepercayaan dari pimpinannya untuk menjadi General Manager (GM) Auto Bridal Prioritas-1 Surya Sumantri. Bahkan Hani mulai mendapat kepercayaan dari perusahaan kuliner untuk mengembangkannya.
     Kesuksesan yang diraihnya kini bukanlah hasil proses karbitan. Semua tahapan proses kesuksesan sudah ia dilewati. Jabatan sebagai GM, yang memiliki tanggung jawab besar itu, ternyata bermula dari seorang costumer service (CS) di perusahaan itu. Bahkan sebelum masuk di perusahaan jasa mobil, Hani juga sempat menjadi sales promotion girl (SPG) berbagai produk. Namun sedikit demi sedikit pekerjaan yang lebih tinggi tingkatannya terus diraihnya hingga sekarang mencapai jabatan puncak yang membawahkan seratusan karyawan.
“Karena saya sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, otomatis selepas SMA saya banyak meluangkan waktu untuk mencari kerja sampingan di sela kesibukan kuliah. Kebetulan pekerjaan yang kerap memberikan kesempatan adalah menjadi SPG di setiap akhir pekan. Maka saya pun menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Karena pekerjaan ini juga ada hubungannya dengan studi yang saya geluti, yakni ilmu manajemen,” tutur lulusan Manajemen FE Unpad tahun 2007 itu, dikutip dari tribunnews.com  Minggu (8/9/2013).
Putri pasangan Eli Marliah dan Wasli (alm) ini menjalani profesi sebagai SPG yang rawan dengan penilaian miring sejak lulus SMA sekitar akhir tahun 2004 hingga lulus kuliah tahun 2007. Setelah itu mulailah menggeluti pekerjaan di suatu perusahaan karena waktunya sudah mulai fokus hanya untuk bekerja saja. Pekerjaan yang dijalaninya saat itu masih tetap sebagai beauty advisor pada perusahaan kecantikan.
     Memasuki tahun 2008 dia diterima sebagai pramugari pada sebuah perusahanan penerbangan baru. Tapi karena waktu itu kecelakaan pesawat kerap terjadi, untuk mengurangi rasa khawatir orang tuanya, Hani pun mengundurkan diri.
Pertengahan 2008, Hani kambali dari awal dengan menjadi seorang costumer service di perusahaan jasa perawatan mobil autobridal car wash di Bandung. Karena punya prestasi dan loyalitas yang tinggi, setahun kemudian Hani diangkat menjadi asisten manajer marketing.
Pengalaman, prestasi, dan semangatnya yang tinggi dalam bekerja kembali mengantarnya untuk menduduki jabatan sebagai master CS di pusat (Jakarta). Kemudian ia dipercaya menjadi general manager FRO yang membawahkan 19 outlet auto bridal kelas bintang empat dan lima di berbagai kota seperti Bandung, Jakarta, Bali, dan Lombok.
     Lalu, karena perusahaannya membuka perusahaan baru dalam jasa layanan privilege card, tanggung jawab Hani yang tadinya membawahkan 19 outlet diciutkan dengan hanya membawahkan satu outlet saja di Bandung, yakni sebagai GM Auto Bridal Prioritas 1 Surya Sumantri. Penciutan ini ternyata dilatarbelakangi kepercayaan pimpinannya kepada Hani untuk juga menjadi pimpinan pada perusahaan barunya di wilayah Jabar, yakni menjadi direktur Card Connection International atau Card Connection Club.
“Keseriusan saya di Auto Bridal itu saya jalani dalam 4 tahun. Semua itu saya jalani secara profesional yang selalu didukung dengan sikap saya yang selalu berusaha, berdoa, dan punya motivasi diri untuk maju. Selain itu, saya selalu berupaya mendekatkan diri dengan tim lapangan secara penuh kekeluargaan. Di lapangan semua sama bagian dari tim yang sama-sama harus maju,” kata Hani, yang berharap bisa menjadi seorang yang sukses dan menjadi seorang investor dalam banyak perusahaan tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.

Profil Houtman Zainal Arifin – Office Boy Yang Menjadi Vice President Citibank Indonesia

     Houtman Zainal Arifin dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1950 di Kediri Jawa Timur. Pada tahun 60-an Houtman hijrah dari desa ke kota dengan harapan ia dapat merubah nasib dirinya di Jakarta agar lebih baik, minimal ia bisa mendapatkan pekerjaann yang layak di ibu kota. Namun apa mau dikata ternyata bayangan kehidupan ibu kota yang manis dan enak ternyata tinggallah harapan semua itu tak seperti yang dikiranya.
Sesampainya di Jakarta ia harus menghadapi hidup yang begitu keras dan sulit. 

     Pekerjaan sangat sulit diperoleh. Houtman yang saat itu hanya lulusan SMA tak punya pilihan banyak dalam memilih pekerjaan. Ia akhirnya menjadi pedagang asongan untuk bertahan hidup. Houtman sering menghabiskan harinya dari jalan raya ke lampu merah kemudian ke kolong jembatan untuk menjajakan dagangannya. Panas terik tak dihiraukannya demi menjaga agar perut dapat terisi.

     Namun hidup yang sulit tak lantas melunturkan tujuannya untuk hidup lebih layak di kota. Suatu hari ketika Houtman beristirahat di kolong jembatan sehabis menjajakan dagangannya, ia melihat kendaraan bagus berseliweran dihadapannya, penumpangnya berpakaian necis, bermobil yang ada pendinginnya dan tentunya punya banyak uang. Dalam hati Houtman ingin seperti mereka, saat itulah tekadnya bulat. Ia harus bisa mencapai kehidupan seperti mereka.

    Tekad yang bulat untuk merubah nasib membuatnya berfikir tentang jalan apa yang harus ia tempuh untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya yaitu hidup layak dan berkecukupan. Segera ia membuat lamaran pekerjaan yang kemudian dikirimkannya di tiap gedung perkantoran yang ia ketahui. Setiap rupiah yang ia hasilkan dari menjajakan dagangan, ia sisihkan untuk membiayai lamaran pekerjaannya.

Suatu hari Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan terkemuka di dunia, The First Nasional City Bank (Citibank), sebuah bank yang terkenal asal USA. Ia diterima bekerja sebagai office boy. Kedudukan paling bawah dari hierarki suatu perusahaan, ya... office boy. Tugasnya setiap hari adalah membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja karyawan, terkadang juga disuruh untuk membelikan ini dan itu di luar kantor.

    Namun ia yakin bahwa itu adalah pintu utama yang akan mengantarkannya ke gerbang kesuksesan sesuai dengan keinginannya. Setiap hari Houtman menjalankan pekerjaannya secara iklas dan sungguh-sungguh. Walaupun sering ia mendapatkan perlakuan yang terkesan merendahkan dirinya lantaran hanya menjadi office boy namun Houtman tetap sabar dengan itu semua. Selain dari itu Houtman sering membantu staf lainnya menyelesaikan pekerjaannya secara sukarela. Houtman yakin dengan membantu pekerjaan staf lain ia akan tahu berbagai jenis tugas kantor yang lain sehingga skill nya akan bertambah, selain itu ia juga lebih disenangi teman-temannya karena sangat senang membantu orang lain.

     Sewaktu ia membantu staf lainnya, ia semakin memahami pekerjaan lain dikantor. Ia jadi mengetahui istilah-istilah bank yang sedemikian rumitnya walau sering saat bertanya ia menjadi bahan tertawaan karyawan lainnya karena pertanyaannya terkesan “aneh”.

     Seiring waktu ia jadi faham istilah-istilah perbankan seperti kliring, Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, dan lain sebagainya. Ada juga temannya yang sirik sering mengatainya, ngapain OB aja kok ingin tahu hal-hal seperti itu, jadi OB ya OB sajalah gak perlu aneh-aneh. Mendengar itu Houtman tak marah namun ia cuma tersenyum.

     Saat itu ada sebuah mesin yang bisa memperbanyak dokumen secara cepat, yang bernama mesin foto copy. Waktu itu mesin foto copy barusan dipasarkan dan harganya masih mahal sehingga sedikit kantor yang memilikinya. Diantara kantor-kantor tersebut, kantor Houtman, Citibank sudah memilikinya, namun yang dapat mengoperasikannya hanya satu orang. Houtman sering mengamati orang tersebut dan ia menawarkan diri untuk diajari selepas jam kerja. Orang tersebut mau menunjukkan cara kerjanya. Houtma akhirnya mahir mengoperasikannya. Suatu hari orang yang bertugas mengoperasikan mesin foto copy sakit dan tidak masuk, pas lah Houtman yang menggantikannya. Karena hanya dia yang bisa melakukan itu. Semenjak saat itu Houtman naik jabatan dari OB menjadi tukang foto copy.

     Naiknya jabatan Houtman mebuatnya semakin percaya diri, namun ia tidak cepat berpuas diri. Masih banyak jalan yang harus ia lalui untuk mencapai impiannya sewaktu ia masih menjadi pedagang asongan. Di sela-sela waktunya menjadi tukang foto copy ia sering menawarkan diri membantu karyawan lain mengerjakan pekerjaan kantor yang lebih sulit dan rumit, ia melakukannya dengan Cuma-Cuma karena ingin belajar hal lain. “Bener mau bantuin, tapi gak boleh salah lho, ntar aku yang dimarahin bos,” begitu celetuk salah seorang karyawan saat Houtman menawarkan dirinya.

    Akhirnya Houtman diberi tugas membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu. Houtman melakukannya dengan hati-hati dan tak mau membuat kesalahan. Butuh ber jam-jam menyelesaikan tugas tersebut karena stempel tersebut harus di bubuhkan tepat di kolom tersebut tak boleh melenceng sedikitpun.

    Selama mengerjakan tugas itu, Houtman tidak hanya membubuhkan stempel namun ia juga membaca dokumen tersebut yang membuat dirinya tahu akan teknis perbankan. Kelak pengetahuan ini sangat membantu Houtman pada pencapaian karir yang tak pernah terbayangkan olehnya.

     Dari pekerjaan sampingannya tersebut ia jadi cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan tugasnya dengan baik.Dia juga semakin terkenal di kalangan karyawan Citibank lainnya karena sangat ringan tangan membantu staf lainnya. Para staf pun tak segan berbagi ilmu padanya. Sampai suatu hari ia diangkat menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensinya walau ia hanya lulusan SMA.

      Pengangkatan Houtman ini banyak mendapat cibiran dari teman-temannya, namun Houtman tak menggubrisnya. Saat memangku jabatan barunya sebagai pegawai bank di Citibank, ia tetap haus akan ilmu. Ia tetap ringan tangan dalam membantu staf lain dengan harapan mendapatkan ilmu lainnya. Houtman tak pernah lama memangku suatu jabatan, karirnya melesat bak anak panah melesat dari busurnya. Hingga suatu hari setelah 19 tahun ia menjadi office boy di Citibank, ia diangkat menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan puncak Citibank di Indonesia.

     Hingga saat ini belum ada yang bisa mengalahkan rekor Houtman dalam berkarir, seorang OB yang hanya lulusan SMA mampu pensiun dengan berbagai jabatan yang pernah diembannya, seperti ia pernah menjadi staf ahli Citibank Asia Pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu Gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang. Houtman sering diundang di berbagai seminar sebagai narasumber untuk berbagi pengalamannya selama ini sehingga banyak orang terinspirasi oleh kisah hidupnya. 

     Houtman telah berhasil mewujudkan mimpinya sewaktu muda dulu. Ia kini bisa kemana-mana menaiki mobil mewah yang berpendingin, memakai baju bagus dan banyak uang. Mimpi yang dapat diwujudkannya adalah karunia luar biasa dari Alloh. Saat sebagian orang masih berangan-angan dan bergumul dengan hidupnya, ia bisa keluar menjadi pemenang bagi nasib dan kehidupannya sendiri.

“Allah tidak akan merubah nasib hamba-Nya, sebelum hamba-Nya berusaha sendiri untuk merubah nasibnya.”

Profil Aulia Rahman

     Sosok politisi yang satu ini merupakan mantan DPP Golkar. Lahir di Payakumbuh pada 9 Juni 1946, Aulia Rahman sudah memiliki bakat untuk berpolitik sejak di bangku kuliah. Ia merupakan alumnus Universitas Indonesia. Kepribadiannya yang terlihat sederhana dan terbuka membuat masyarakat tidak segan untuk menemuinya baik untuk sekedar menyapa maupun mengeluhkan aspirasi mereka. Pria yang memiliki dua orang anak dari pernikahannya dengan Poerwati Soebosity ini kurang lebih sudah terjun dalam dunia politik Indonesia selama 27 tahun. Mengawali karir dalam partai Golkar, ia kemudian diangkat menjadi anggota MPR RI dan kemudian masuk DPR RI.
     Aulia merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara. Di Universitas Indonesia, ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum. selain itu, ia juga terpilih menjadi anggota senat mahasiswa di fakultas tersebut. Dua tahun setelahnya, ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia hingga tiga tahun. Ditengah kesibukannya dalam menuntut ilmu dan berorganisasi, Aulia sempat mengikuti pelatihan kepemimpinan yang dibiayai oleh PBB bernama Training Youth Leader yang diselenggarakan di New York pada 1970. Pelatihan tersebut rupanya berhasil menjadi batu loncatan baginya untuk berkiprah di kancah internasional. Aulia berhasil terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Dewan Mahasiswa se Asia-Australia. Sebuah pencapaian luar biasanya tersebut membuatnya semakin tertarik untuk mendalami ilmu politik.
       Keterlibatannya dalam partai politik di Indonesia berawal saat ia memilih partai mana yang akan ia pilih sebagai jembatan karirnya sebagai politisi. Dari tiga partai besar saat itu, yakni PPP, Golkar, dan PDI, ia memilih Golkar karena dianggap netral dibanding PPP yang terkenal religious Islam dan PDI yang cenderung nasionalis. Hasilnya, ia terbilang sangat sukses di partai yang berlambang pohon beringin itu. Ia menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Golkar pada 1993. Disela-sela karir politiknya dengan partai Golkar, Aulia sempat melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia bidang Ilmu Politik untuk gelar Magister dan lulus pada 2001. Kemudian gelar Doktor Hukum Tata Negara berhasil diraihnya pada 2007. Di DPR RI, Aulia merupakan anggota Fraksi Partai Golkar sekaligus anggota Komisi III DPR RI.
     Walaupun memiliki kesibukan yang sangat padat dan tidak mampu meluangkan banyak waktu untuk keluarga, istri dan anak-anaknya mengenal sosok Aulia sebagai kepala keluarga yang baik dan sayang kepada keluarga. Bagi mereka, pekerjaan merupakan amanah, dan keluarga pun bisa tetap harmonis jika terdapat kepercayaan dan saling mendukung satu sama lain.

B. Profil Orang Sukses Karena Berwirausaha

Profil Bob Sadino

Bob Sadino Memiliki nama lengkap Bambang Mustari Sadino, lebih dikenal dengan panggilan bob sadino. Beliau lahir di Lampung, pada tanggal 9 Maret 1933.
Beliau merupakan seorang pengusaha yang sukses asal Indonesia yang memiliki bisnis pada bidang pangan dan juga peternakan. Ia merupakan pemilik dari jaringan usaha yaitu Kemchick dan Kemfood.
Beliau merupakan salah satu pengusaha yang nyentrik, dan memiliki sebuah ciri khas dalam berpakaian yaitu ia sangat sering terlihat memakai sebuah kemeja lengan pendek dan digabungkan dengan celana pendek dalam setiap kegiatan beliau, baik saat dirumah maupun saat ditemui diluar rumah. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. Yang paling penting tindakan, kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

(Anak Guru)

Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. Hati saya ikut hancur, kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah warung shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

Saya hidup dari fantasi, kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu, kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Yasa Singgih ~ Bermula Dari Nol, Hingga Sukses Mengibarkan Brand Men’s Republic

Menjadi seorang pengusaha adalah sebuah pilihan yang bisa dijalankan oleh siapapun. Tidak ada batasan usia, besar kecil, tua muda, semuanya berhak mendapatkan kesuksesan dalam berbisnis.
Contoh paling nyata adalah kesuksesan Yasa Paramita Singgih yang sudah memulai usaha sejak ia masih remaja. Jalan hidup yang membawanya ke dalam dunia bisnis ternyata juga tidak semulus yang diharapkan, jatuh bangun dalam usaha sudah ia rasakan ketika masih remaja.

Tuntutan Hidup Membuat Yasa Singgih Menjadi Mandiri

Keadaan sang ayah yang menderita sakit jantung, kala itu ia masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Keadaan ini membuat Yasa berpikir bagaiman kelak masa depannya, sedangkan ayahnya terbaring sakit. Ia pun tidak ingin menambah beban pada orang tua, ia kemudian mulai berpikir bagaimana caranya bisa mendapatkan pemasukan secara mandiri. Setidaknya bisa untuk mencukupi uang saku dan untuk membeli buku tanpa harus minta pada orang tua.
Keinginan Yasa tersebut membawanya untuk melamar sebagai seorang MC pada salah satu acara yang digelar di pusat belanja di Jakarta. Kala itu, dalam seminggu Yasa bisa mengisi sampai tiga acara dalam akhir pekan. Uang yang ia terima kala itu adalah Rp. 350.000 setiap kali ia tampil.



Terjun ke Dunia Bisnis Dengan Modal Keberanian

Dari pengalaman mendapatkan uang sendiri sebagai MC, membuat Yasa Singgih semakin semangat untuk mandiri. Kemudian setelah ia lulus SMP dan memasuki SMA, saat itu usianya 16 tahun, ia mulai terjun ke dunia bisnis meskipun masih sekala kecil. Bisnis #jual beli online menjadi pilihan karena memang saat itu yang bisa ia manfaatkan untuk memulai usaha adalah itu. Dia memaksimalkan Blackberry Messenger untuk menjual produk kaosnya, saat itu ia sudah menggunakan merek Men’s Republic.
Yasa menjelaskan bahwa modalnya untuk terjun dalam #bisnis online dengan produk kaos saat itu adalah keberanian. Dia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali mengenai seluk beluk kaos, ataupun desain. Ilmu pengetahuan yang ia miliki saat itu hanyalah bahwa dia bisa membeli kaos di pasar untuk kemudian bisa dipasarkan secara online.

Perhitungan Bisnis Tidak Matang Membuatnya Gagal

Keinginan Yasa Singgih untuk menekuni ternyata kian hari semakin kuat, dorongan tersebut membuatnya mencoba membuka bisnis baru pada tahun 2012 dengan mendirikan kafe kecil yang ia namai Ini Teh Kopi letaknya di kawasan Kebun Jeruk. Tak lama kemudian, sekitar enam bulan kemudian ia sudah membuka cabang baru tepatnya di Mall Ambassador Jakarta Selatan.
Namun ternyata bisnis baru yang ia kelola tersebut mengalami kebangkrutan yang membuatnya malah menderita kerugian. Kalkulasi yang tidak tampapknya yang menjadi biang kegagalannya. Ia belum bisa membagi waktu antara sekolah dengan dua bisnisnya, sehingga hal ini memicu kerugian pada bisnisnya. Terpaksa keuntungan dari penjualan kaos digunakan untuk menutupi kerugiannya.
Kemudian pada tahun 2013 ia memutuskan untuk menutup kafenya, dan bahkan bisnis kaosnya pun juga turut dihentikan. Menurutnya, jika dihitung kerugian yang ia derita mencapai 100 juta dari kegagalan yang ia alami.
“Karena tak punya modal lagi untuk beli barang dan ada UN, jadi saya fokus untuk urusan sekolah saja. Usaha baju saya hentikan sementara,” cetus Yasa Singgih.

Bangkit Dengan Konsep Bisnis yang Lebih Baik

Kegagalan yang Yasa Singgih rasakan, tak membuat remaja yang lahir di Bekasi pada 23 April 1995 ini lantas menjadi kapok. Namun kegagalan tersebut justru membuatnya semakin semangat lagi dalam menekuni dunia bisnis. Setelah UN usai, ia kembali lagi terjun ke dunia bisnis, kali ini dengan sebuah konsep yang jelas dengan dilengkapi bisnis plan yang tersusun rapi.
Dia kembali mengibarkan bendera Men’s Republic yang menjual perlengkapan mode khusus pria. Pada awalnya, Yasa Singgih hanya menjual sepatu kasual untuk pria. Namun semakin besar usahanya membuat brand yang ia kelola semakin menawarkan produk yang beragam. Saat ini Men’s Republic menjual produk celana dalam, jaket dan juga sandal untuk pria.
Yasa Singgih mengoptimalkan #media sosial untuk menawarkan produk-produk nya, selain tentu saja cara bisnis online yang lain. Saat ini, dari aktifitas bisnis yang ia kelola, pendapatan yang bisa ia hasilkan dalam satu bulan bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Profil Pengusaha Online 17 Tahun

 Farah Farce hanya seorang gadis berumur 16 tahun ketika memulai bisnisnya dari nol besar. Remaja kelahiran 22 April 1995 ini memiliki nama asli Farah Kemala Qurratu'ani, berbisnis sejak duduk di bangku kelas 9 Sekolah Menengah Pertama. Hebatnya nih, ia melakukan semua bisnisnya sendiri yaitu bisnis impor produk- produk fashion dari berbagai negara di kawasan Asia. Dan hebatnya lagi, ia mengerjakannya tanpa modal apapun.

Kisahnya berawal dari kesukaanya sepatu sneakers. Dia bahkan berburu produk tersebut diberbagai negara. Dia menginginkan produk- produk terbaik, dan tentunya yang tidak bisa ditemukan di Indonesia. Ketika itu, dia menginginkan sneaker pertamanya dari seorang teman menawari.  Dia menggunakan sistem pre- order melalui seorang teman yang baru dikenalnya di sebuah bimbingan belajar. Farah harus menunggu cukup lama, rasa kesal dan geram membuatnya menanyakan hal ini langsung.

Bukannya sebuah solusi, dia hanya disuruh untuk menghubungi si penjualnya sendiri, dan dia itu ternyata juga tinggal di Jakarta.

"Aku kaget, aku pikir orangnya perantara langsung dari sana. Tapi ternyata dia juga perantara disini," jelas Farah. Ia hanya mengembangkan senyumnya ketika pesanannya tiba ditangannya. Dia senang karena sepatu tersebut tidak ada di Indonesia. Meski begitu terbersit keganjilan dan berpikir tentang bisnis yang dilakukan temannya tersebut.

Pengalaman itulah membawanya memutuskan untuk menghubungi sang importir itu sendiri. Dia menawarkan dirinya untuk menjadi perantara, menjualnya langsung ke pembeli seperti yang dilakukan temannya. "Kenapa gak gue jualin juga disini," pikirnya kala itu. Dia yakin meski kala itu statusnya sebagai pelajar SMP dan belum berpenghasilan. Bekalnya hanyalah satu yaitu pengalaman ketika SD, menjual produk secara online, membuatnya cukup PD menego si importir tersebut.

Farah lantas pernah memajang foto- foto barang importir tersebut. Ia kemudian menuliskan kata- kata khas anak muda. Dia kemudain menjual produknya itu melalui Facebook. Ia pun berhasil menjual sepatu- sepatu tersebut hingga kurang lebih 15 pasang hari itu juga.


Farah , Remaja Sukses dari Bisnis Dropship
Farah menawarkan sistem dropship kepada sang importir tersebut. Dropship sendiri ialah sebuah sistem alternatif perdagangan dimana para pemilik barang hanya menerima pesanan, lantas mengirim produknya lewat paket, tentu setelah pembayaran oleh sang parantara dari pembayaran pembeli. Istilahnya mungkin mirip broker tanah. Perantara akan mendapatkan pesanan dan menerima uang untuk disetorkan. Tak lup perantara harus menambahkan untung sedikit.

Ini merupakan sistem yang lazim dijalankan oleh pebisnis online masa kini. Dropship memberikan kemudahan bagi penjual online yang memiliki modal atau pun tidak. Mereka hanya akan menawarkan produk tersebut besar- besaran. Saat pesanan datang, mereka akan meminta pembeli untuk membayar dimuka dulu. Ketika pesananan masuk dan uang telah diterima, para penjual online meminta si pemilik barang mengirimkan ke alamat pembeli.

Pengemasan dan pengiriman hanya dilakukan oleh pemilik barang saja. Berbeda sedikit dari biasanya, Farah memilih mengontrol kualitas barang sebelum dikirim ke alamat pembeli sendiri.

"Gimanapun semua barang harus transit dulu di rumah aku dulu. Setelah aku cek barang ini bagus, baru aku kirim ke alamat pembeli. Kalau barangnya jelek, aku kembalikan kesana. Jadi prosesnya ke supplier di luar negeri, ke rumah aku, baru ke alamat pembeli. Aku engga mau jualan barang jelek sampe mengecewakan pelanggan," tegasnya.

Meski terdengar beresiko baginya karena bisa "tombok". Buktinya ini dijalankan oleh Farah baik- baik saja. Bermodal selain uang, ia sendiri memiliki kemampuan untuk mengamati kualitas produk. Serta paham akan kebutuhan pasarnya.
Belajar bisnis
Tentunya bisnis miliknya punya resiko tinggi yaitu menyangkut kepercayaan. Ditambah, ia harus membayari pengiriman sendiri ke pembeli. Dia harus memastikan dulu agar produknya bagus atau dikirim kembali ke supplier. Farah juga harus memiliki kemampuan negosiasi tingkat tinggi. Ia tidak hanya pandai berbisnis tetapi juga pandai bergaul. Tak hanya di dunia nyata, ia pandai bergaul di dunia maya.

Ia ingin tau bagaimana orang sukses berusaha. Farah aktif menggunakan akun Twitter nya (@farcee), iseng mencari tau timeline Twitter milik miliarder muda, Bong Chandra. Dari timeline Twitter Bong Chandra, ia pun berkenalan dengan pengusaha muda seperti Putu Putrayasa, Nyoman Sukadana, Joe Hartanto, dan Citra Hafiz melalui Twitter. Setelah mencoba berkenalan dengan mereka, ia diperkenalkan kepada Jaya Setiabudi, Director of Young Entrepreneur Academy melalui Citra Hafiz.

Perkenalan singkatnya dengan Jaya Setiabudi memberikan pengalaman tersendiri. Dia mampu membuatnya terpukau akan semangat berbisnisnya sejak kecil. Jaya Setiabudi, sang pengarang buku best seller "The Power of Kepepet", akhirnya mau menjadi mentornya. Farah pun semakin percaya diri dengan bisnisnya, dan bercita- cita berkuliah ke Eropa tanpa bantuan orang tua.

Kini, dia mengeluarkan merek sepatunya sendiri yaitu "Farce". Dia juga berjualan secara online di Farceee Online Shop yaitu toko online yang menjual barang- barang original dari luar negeri dan produknya sendiri. Ia telah memiliki pengalaman berdagang dengan pemasok asal China, Inggris, Singapura, Vietnam, dan yang terakhir Thailand. Berkat kerja kerasnya pula, ia mendapatkan banyak tawaran seminar menjadi pembicara serta tampil di berbagai majalah.

Terkakhir, dia pernah diberi kesempatan menjadi event organizer pesta sweet seventen.

2. Perbandingan Karakter diantara orang-orang tersebut.

Pertama perlu dipahami terlebih dahulu, bahwa menjadi pengusaha ataupun karyawan itu sama baiknya. Ini adalah sebuah pilihan dan tidak ada yang lebih baik di antara keduanya, karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tentu tidak semua orang cocok menjadi pengusaha dan begitu juga tidak semua orang cocok menjadi karyawan. Disini kita akan membandingkan karakter dari kedua tipe orang sukses yang ada di profil diatas.

Terkadang orang-orang yang senang dengan ketidakpastian, suka mencoba sesuatu hal yang baru dan bersemangat bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Tipe seperti ini sangat cocok menjadi pengusaha. Ada juga mereka yang senang dengan kepastian, melakukan pekerjaan sesuai aturan perusahaan dan lebih senang berada di belakang layar. Tipe seperti ini cocok menjadi karyawan atau pekerja. 

a.     Karakter Pekerja Sukses :
  • Memilikki tekad yang kuat untuk mengubah nasib, dengan tak kenal lelah mencari pekerjaan tetap maupun sampingan.
  • Setelah mendapat pekerjaan, ia menjalankan pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh, hati-hati, dan penuh tanggung jawab, karena pekerjaan merupakan amanah.
  • Bekerja secara profesional.
  • Tak pernah berhenti untuk belajar, mencari tahu, dan menambah ilmu atau mengembangkan kemampuan.
  • Tetap sabar walau banyak rintangan atupun jika pernah direndahkan.
  • Jabatan akan naik, seiring bertambahnya  kemampuan , pengalaman yang diperoleh, dan kinerja yang lebih baik. Karena kesuksesan diperoleh dari proses.
  • Tetap rendah hati, dan menjaga hubungan baik terhadap atasan maupun karyawan yang lainnya.
  •  Berusaha, berdoa, tawakal, beramal serta selalu punya motivasi diri untuk maju.


b.    Karakter Pengusaha Sukses :
  •  Memilikki tekad kuat untuk merubah nasib,  dengan mencoba mandiri menciptakan usaha sendiri dengan berbagai ide bisnis yang dimilikki.
  •   Bisnis tak harus punya banyak modal, dari modal 0 saja sudah bisa digunakan untuk bisnis , seperti dropship, reseller.
  •  Seorang pebisnis harus memilikki “BONEK” alias Bondo Nekat dan siap menerima resiko suatu saat nanti. Tapi bukan sekedar bonek saja, namun harus penuh dengan kalkulasi guna meminimalisir kerugian.
  •  Yang paling penting adalah “Melangkah dengan Tindakan” , bukan sekedar “Perencanaan”. (Ilmu , Praktik, Terampil dan Profesional).
  • Memilikki Komitmen tinggi, berani mencari dan menangkap peluang, kreatif , inovatif, serta berani nyentrik (punya ciri khas).
  •  Kepuasan pelanggan atau konsumen adalah yang utama.
  • Meskipun sempat mengalami kegagalan. Tetap bangkit dan membuat konsep bisnis yang lebih baik,  lalu mengembangkannya atau membuka cabang baru lagi.
  • Pandai bergaul baik di dunia nyata, maupun di dunia maya dengan dapat mengoptimalkan “sosmed”, sehingga dapat memperbanyak koneksi bisnis untuk menawarkan produk usahanya.
  • Tetap berusaha, berdoa , beramal , dan tawakal. Karena itu kunci kesuksesan.
3. Deskripsikan Karakter yang dimilikki oleh orang-orang tersebut, yang ingin anda milikki!

     Setelah melihat karakter orang-orang sukses dalam profil diatas, siapa juga sih yang nggak pengen niruin. Pasti semua orang pengen jadi orang yang sukses kan? Hmm.. apalagi aku, jelas pengen banget lah hehe.
Ya, pertama dari niat. Niat untuk merubah nasib menjadi lebih baik, seperti dengan mencoba mencari  pekerjaan sampingan atau mandiri membuka usaha sendiri. Menjadi wirausaha sebenarnya nggak perlu punya modal besar. Yang terpenting niat. Dimana ada kemauan pasti disitu ada jalan. Dan disini dengan sifat saya yang masih labil atau terkadang agak males, saya ingin belajar dari karakter orang sukses diatas supaya saya bisa membulatkan niat dalam menjalani sesuatu hal yang positif. Contoh sederhananya yang sedang saya jalani saat ini, yaitu saya harus niat dalam mengikuti kuliah. Saya harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Memang lumayan banyak sih orang-orang sukses yang berasal hanya dari lulusan SMA saja, bahkan ada juga yg dari lulusan SD. Mungkin karena keadaan ekonomi yang sulit, maka mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun disaat saya telah diberi kesempatan bisa melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi, disini saya harus bersemangat untuk belajar, mencari tahu, dan menambah ilmu atau mengembangkan kemampuan saya. Karena saya berkuliah di Fakultas Ekonomi, jadi disini banyak diajarkan tentang perekonomian atau bisnis dan kewirausahaan. Dan saya harus bisa mengamalkan ilmunya kelak.
     Dari karakter orang sukses diatas, mereka adalah tipe orang yang tetap sabar walau banyak rintangan. Karena hidup memang tempatnya cobaan. Dan begitupun saya juga harus meniru karakter itu. Walaupun di perkuliahan buanyak sekali tugas, dan sering di php dosen yang padahal rumah saya ini jauh. Terkadang ngrasa sakitnya tu disini, tapi saya tetap strong kok. Tetap harus sabar. Karena saya yakin rasa lelah ini adalah bukti kesuksesan saya di suatu saat nanti J
     Lalu orang sukses diatas menekankan : Yang paling penting adalah “Melangkah dengan Tindakan” , bukan sekedar “Perencanaan”. Yakni (Ilmu , Praktik, Terampil dan Profesional).
Ya semoga saya juga bisa memilikki karakter seperti itu. Bukan sekedar planning saja, namun dengan ilmu yang saya punya, kelak saya akan praktik ketika terjun di lapangan. Ketika saya bekerja dibidang yang saya geluti ,ataupun ketika saya berwirausaha sayapun dapat terampil dan bekerja secara profesional.
      Saya juga ingin memilikki sifat Komitmen tinggi, berani mencari dan menangkap peluang, kreatif , inovatif, serta berani nyentrik (punya ciri khas) agar berbeda dengan yang lain sehingga lebih mudah diingat orang.
     Di zaman modern ini, sosial media juga sangat bermanfaat untuk berbisnis. Maka saya juga ingin mengoptimalkan sosmed saya, bukan hanya sekedar untuk mengupload foto-foto narsis, tapi saya ingin, apa yang saya upload bisa menjadi nilai jual.
Dan yang terpenting dari karakter orang-orang sukses diatas adalah tetap berusaha, berdoa , beramal , dan tawakal. Karena tanpa adanya usaha,serta doa maka semua itu sia-sia, tidak akan imbang. Ketika pekerjaan kita dinaikkan jabatanya, ataupun usaha yang dijalani tersebut lancar, maka apa susahnya untuk beramal. Karena Allah akan mengganti yang lebih banyak lagi jika kamu berbagi dengan iklhas. Dan  itu semua merupakan kunci kesuksesan di dunia dan akhirat.
Namun jika suatu saat mengalami kegagalan , kita tidak boleh menyerah. Harus tetap tawakal dan bangkit untuk menjadi yang lebih baik lagi.

4. Tulis Karakter Wirausaha yang anda milikki !

     Sebenarnya saya masih belum bisa 100% percaya diri untuk membuka usaha. Ya karena pasti butuh banyak yang diperhitungkan, dan takutnya lagi malah keteteran. Tapi setidaknya saya memilikki beberapa karakter dasar wirausaha meskipun sedikitsih. Walau begitu semoga saja suatu saat bisa lebih saya kembangkan lagi kemampuan saya, sehinnga dapat menjadi pengusaha yang sukses. Contoh karakter wirausaha yang saya punya.
1. Saya merupakan tipe orang yang Berani Menanggung Risiko, namun penuh perhitungan. Dan selalu berfikir untuk jangka panjang. Jadi saya bukan langsung saja mengambil keputusan “A”, tetapi saya sudah memikirkan dari awal tentang baik- buruk, serta konsekuensi atas apa yang saya lakukan. Ketika terkadang saya mengambil pilihan yang salah, saya sadar akan konsekuensi yang saya terima. Dan saya akan berusaha untuk menjalaninya sebaik mungkin, dan penuh kesabaran.
2. Saya memilikki sikap keinginan untuk bertanggung jawab. Karena saya merupakan tipe orang yang “Rumongso”, apabila mendapat sesuatu kecil atau sedikit saja saya langsung berterima kasih. Dan juga ketika saya pernah berbuat kesalahan sedikit, sayapun langsung merasa tak enak hati dan minta maaf tanpa gengsi. Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik, agar saya tidak mengecewakan orang disekitar saya. Dan apabila saya menjadi wirausawan , saya berusaha untuk tidak mengecewakan pelanggan saya.
3. Berorientasi ke Masa Depan. Dalam hidup , saya selalu memikirkan tujuan di masa depan. Dengan planning yang sudah saya buat, saya selalu mencoba untuk merealisasikannya.
4. Merubah Karakter. Saya tau, saya memilikki banyak kekurangan. Namun saya juga pasti mempunyai kelebihan. Maka saya harus berinstropeksi diri, sehingga dapat mengetahui bagaimana saya bisa menyeimbangkan atau menutupi kekurangan dengan kelebihan yang ada pada diri saya. Serta dapat membuang sifat-sifat buruk di dalam diri saya.
5. Pantang Menyerah. Pernah sih menangis saat menemui kegagalan, tapi saya tidak akan berhenti di titik itu. Saya selalu bangkit dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.
6. Gemar Berbagi. Mungkin saya bukan orang kaya, tapi setidaknya berbagi tidak harus mengeluarkan banyak uang. Cukup menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain , itu juga sudah sama dengan berbagi. Selebihnya jika ada rizky tambahan, tak lupa juga untuk saya infaq kan.

Dan setelah melihat profil-profil orang sukses diatas semoga saya ataupun kita semua yang membaca dapat meniru kesuksesannya. Amiin :) 


Referensi :

Prambudi, Didik Nazaruddin. 2013. Wirausahawan Sukses Indonesia. http://didiknazaruddinprambudi.blogspot.co.id/2013/04/5-wirausahawan-sukses-indonesia.html. Diakses pada tanggal 22 September 2015.
Fitriani, Hani. 2013. Mantan SPG Yang Sukses Jadi General Manager. http://www.ciputraentrepreneurship.com/intrapreneur/hani-fitriani-mantan-spg-yang-sukses-jadi-general-manager. diakses tanggal 20 September 2015.
aulia rahma : http://profil.merdeka.com/indonesia/a/aulia-rahman/



1 komentar:

  1. Spin Palace Review 2021 - Casino site
    Read our in-depth review of Spin luckyclub.live Palace and get a detailed review of their casino games, bonuses, payment methods, games, customer service and more. Rating: 4 · ‎Review by LuckyClub

    BalasHapus